Bismillahirrahmanirrahim.
Bulan September 2022 menjadi momentum cinta literasi bagi siswa, guru dan sekolah. Momentum cinta literasi ini sangat penting untuk disosialisasikan, mengingat kondisi pembelajaran di sekolah saat ini masih terdampak oleh Pandemi varian Covid-19. Momentum cinta literasi ini ditujukan untuk membangun mental dan spiritual warga agar bisa bangkit bersama menyelesaikan berbagai problematika social yang marak terjadi di lingkungan sekolah.
Beberapa hari yang lalu, telah disosialisasikan gerakan PHBS untuk tingkat SMA dan SMK. Webinar digital sangat mendukung program literasi guru yang mengusung ide dan gagasan tentang lingkungan sehat dan bersih. Program ini sangat tepat mengingat kondisi warga kota Makassar khususnya para siswa SMA dan SMK tengah terdampak penyakit saluran pernapasan,akibat Pandemi varian Covid-19. Terjadinya Pandemi varian Covid-19 saat ini, bisa disebut kejadian luar biasa, andaikata warga tidak segera mengantisifasi dengan vaksinasi maka tentulah dampaknya bisa fatal.
Momentum cinta literasi menyoroti kebiasaan buruk di kalangan remaja putra dan putri di satuan pendidikan dasar hingga menengah. Utamanya kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya. Sesuatu yang sangat sulit untuk diterima akal sehat, ketika para siswa merasa nyaman belajar di tempat yang penuh dengan sampah. Hal ini sangat bertolakbelakang dengan akhlak dan kepribadian bangsa Indonesia sejak dahulu.
Pribahasa yang masyhur mengajarkan bangsa kita bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan. Hal ini juga dikuatkan oleh sunnah Rasulullah shallallaahu a’lahi wasallam.
” Kebersihan adalah sebagian dari iman” (HR. Bukhari Muslim)
Walaupun nilai-nilai moral dan spiritual telah diajarkan sejak dari sekolah dasar, bahkan hingga perguruan tinggi namun prilaku hidup sehat dan bersih tetap saja sulit untuk dituntaskan masalahnya. Selokan dan taman sekolah hingga kantor sejatinya menjadi area yang sehat dan bersih, justru menjadi tempat warga sekolah meletakkan sampah makanan dan minumannya.
Menyadari kondisi yang kurang maksimal dalam menangani problematika lingkungan yang terdampak oleh prilaku kurang sehat dan kurang bersih, maka Guru Menulis memanfaatkan momentum cinta literasi ini sebagai tonggak literasi sekolah dalam menumbuhkan budaya hidup sehat dan bersih.
Ada banyak faktor yang membuat upaya penegakan budaya hidup sehat menjadi sangat lamban.
1. Integrasi mata pelajaran guru dengan pendidikan peduli lingkungan belum berjalan maksimal. Inilah yang menjadi penyebab utama rendahnya budaya hidup sehat dan bersih dilingkungan kehidupan siswa.
2. Pembinaan budaya hidup sehat yang digalakkan oleh pemerintah daerah masih sebatas program yang bersifat insidentil dan tidak berkelanjutan di hampir semua jenjang pendidikan. Wajar saja jika hasilnya minim atau tidak membudaya di lingkungan sekolah.
3. Budaya hidup sehat dan bersih belum dibarengi dengan penegakan disiplin dari sekolah. Sebaliknya penegakan hidup sehat dan bersih dari sekolah, tidak didukung oleh lingkungan warga sekitarnya.
Berdasarkan kondisi real dari lingkungan sosial yang terdampak tersebut maka guru menulis, mengembangkan literasi peduli lingkungan melalui kegiatan kelompok ilmiah remaja (KIR). Kegiatan KIR ini berupa mengajak siswa menjadi pejuang lingkungan sehat dan bersih. Hasilnya menjadi berkah bagi kelas XI IPA 5. yaitu menjadi juara dalam lomba menyambut HUT kemerdekaan Republika Indonesia ke 77. Walaupun telah ditetapkan sebagai juara kebersihan, kelas XI IPA 5 tidak bisa bergerak sendiri. Karena kelas yang berdekatan dengan kelas XI IPA 5, memiliki tingkat kesadaran lingkungan yang rendah. Upaya persuasif lain yang juga dilakukan adalah kegiatan literasi menulis. Dengan mengikuti kegiatan lomba cinta literasi ini, diharapkan guru menulis kembali bangkit, untuk mensosialisakan literasi digital yang mengambil tema pentingnya prilaku hidup sehat dan bersih.
Setelah menyadari tantangan-tantangan yang menghambat terwujudnya prilaku hidup sehat dan bersih, maka guru menulis perlu mengantisipasi diri, agar tetap mampu berkarya dengan cara:
- Upaya Mawas Diri
Menjaga motivasi diri agar tetap cinta dengan literasi menulis
2. Sarana Ekspresi Jiwa
Menuliskan harapan dan keinginan hati dilakukan dengan tujuan yang baik dan benar.
3. Eksistensi Guru Menulis
Menulis dan mendidik siswa, melalui tulisan sebagai cara guru mengaktualkan diri dalam dunia literasi.
4. Wujud Prestasi Guru
Guru memiliki karya buku merupakan sebuah prestasi yang sangat membanggakan.
5. Pristice Sekolah Di Masyarakat
Banyaknya guru berprestasi menjadi daya tarik bagi warga untuk memilih sekolah yang berkualitas .
6. Cinta Literasi,Berbuah Prestasi.
Semua karya buku guru tersimpan rapi dan menjadi referensi perpustakaan SMA Negeri 11 Makassar.
Semoga tulisan ini mampu menginspirasi semua warga di sekolah agar bersatu membangun lingkungan hidup yang sehat dan bersih Aamiin. Yaa Rabbal a’lamin.
BIONARASI PENULIS
Momentum cinta literasi menjadi spirit baru untuk bangkit dalam keterpurukan. Lingkungan sekolah menjadi tempat yang sangat sulit untuk dibebaskan dari sampah lahir maupun sampah batin. Sebagai penulis menjaga eksistensi guru menulis adalah hal yang amat berat. Bersama dengan Mediaguru, segala hal yang sulit menjadi mudah untuk dilakukan. Namaku Mihrawati, S.Pd.,M.Pd. I. Lahir di Makassar, 21 September 1971. Tugas utama mengajar biologi di SMA Negeri 11 Makassar. Buku ini kupersembahkan bagi ayahanda Abdul Rahim Pisonai BA, dan Ibunda Sitti Husmah. Dan Juga untuk putriku, Siti Khadijah yang masih belia. Semoga karya ini menjadi bukti betapa cinta guru terhadap literasi sangat besar. Sebuah amanah yang hanya bisa ditegakkan atas izin Allah Subhanahu wataa’la. Penulis bisa dihubungi di nomor WA : 082191546812.
